Puncak Kleco berbeda dengan Waduk Mini Kleco, berbeda kecamatan, Puncak Kleco terletak di Kecamatan
Samigaluh Kabupaten Kulonprogo. Ketika saya ke sana tempat ini tergolong wisata
baru, karena masih dalam proses pengembangan. Untuk mencapai lokasi ini anda
akan dimanjakan pemandangan asri nan alami di kaki pegunungan Menoreh. Jangan tanyakan
rute ke saya ya, karena saya sering kesulitan menjelaskan rute, sering nyarsar
juga, jadi manfaatkan saja smartphone
yang Anda miliki. Yang jelas ialah dari pusat kecamatan Minggir atau pasar
Kebon Agung ke arah barat melewati jembatan beralaskan Sungai Progo yang meliuk
anggun dari arah utara dikelilingi pegunungan. Sampai di perempatan Dekso lurus
ke barat menuju arah Samigaluh, jika anda menemui persimpangan yang ada
jembatannya, ambil ke kiri jalan menuju kampung. Di sana ada petunjuk arah “Puncak
Kleco 500m” yang terpasang di dekat Pos Kampling, dari Pos Kamling ambillah
arah kiri hingga menemui plang berikut :
Jalan menuju ke atas berupa jalan
cor semen yang tidak muat untuk dilalui mobil. Hati-hati kemiringan hampir 60
derajat. Pastikan bahwa sepeda motor Anda kuat. Selain itu jalannya juga nyaris
licin karena lumut dan tepinya berupa jurang. Terus ikuti saja jalan cor itu.
Nanti anda akan sampai pada rumah terakhir. Rumah Jawa dengan halaman tanah
yang lumayan lapang ini milik Mbah Djemirat. Beliau sangat ramah lho.
jalan kampung berupa cor semen |
Tarif parkir dikenakan 2000 rupiah
per sepeda motor, sedangkan retribusinya sukarela berupa memasukkan uang ke
dalam kotak yang telah disediakan. Retibusi sukarela ini digunakan untuk
pengembangan wisata Puncak Kleco.
Treknya berupa tangga tanah bercampur
batu kapur, pakailah alas kaki yang solnya menggigit tanah, sangat tidak
sarankan memakai high heels, wedges, flatshoes, dan pantofel. Karena untuk
menuju ke atas treknya lumayan licin setelah hujan atau pagi hari. Meskipun
berbentuk tangga yang tidak terjal, tapi tetep safety first ya !!! kan sayang heels
cantiknya kalau dipakai naik gunung nanti “mbelesek” ke dalam tanah yang
akhirnya menyulitkan dalam berjalan dan rawan kesleo.
Oke next...
Sampai atas Anda akan disuguhi
ayunan kayu, gazebo, dan semacam “dermaga” dari bambu, dan spot foto yang
sedang nge-hits di kalangan anak muda. Berhati-hatilah karena tepi jurang hanya
dipagari bambu. Oleh karena itu jaga anak Anda apabila membawa anak yang masih
kecil, jaga pacarmu jika pacarmu belum dewasa cara berpikir dan
tindakan-tindakannya, dan jika bawa mantan jangan dicemplungin ke jurang,
kasian anak orang :D .
Waktu pertama kali ke sini tanggal
29 September 2016, sore-sore, mendung. Lagi pengen main, setelah urusan laporan
KKN dan PPL kelar. Sebenarnya juga pengen masak di alam bebas, berhubung telah
lama sekali cuti dari dunia pendakian (gayaneeeee) karena KKN dan PPL. Hari itu saya dan partner
mbolang bikin pizza pake roti tawar. Main hemat ya ke wisata alam, bawa minum
dari rumah, bawa nesting sama kompor beserta gasnya. Jangan lupa bawa bahan
makanan, bisa mie instan atau yang lain.
Masak |
hasilnya... :D |
sekalipun kamu habis diputus pacar atau ditikung temen jangan coba-coba lompat dari sini |
Karena penasaran dengan bagaimana
pemandangannya waktu pagi, maka Sabtu ( 1 Oktober 2016) saya dan partner
mbolang saya ke sini lagi. Tapi sayangnya aku bangunnya kesiangan :'(
seharusnya ke sini habis subuh tepat. Dari rumah jam 5.15, cukup kesiangan. Dengan
jarak rumah-puncak Kleco sekitar 10-15 km an. Tapi lumayan laaah, dapat pemandangan seperti di atas awan :D
Hal yang lebih penting lagi adalah jangan membuang sampah sembarangan ! Sudah disediakan tempat sampah. Dan jangan coret-coret tempat wisata maupun fasilitas umum lainnya. Karena itu akan sangat norak dan kampungan.
Sekian...
Sekian...