Ini adalah
sepenggal kisah tentang anak yang menderita toksoplasma. Tetangga saya (sebut
saja namanya Dinda), Dinda sekarang baru berumur lima tahun, akan tetapi ia
tidak tumbuh normal layaknya anak seusianya, kulitnya putih, dan kepalanya agak
membesar, ia juga belum bisa berjalan. Kata ibuku ia terinfeksi virus kucing
(yang disebut toksoplasma) ketika dalam kandungan.
Meskipun
tubuhnya gemuk dan tampak sehat tetapi ia mengalami keterlambatan perkembangan Psikomotor (gangguan
kecerdasan maupun keterlambatan perkembangan bicara).
Setiap malam
kadang juga rewel hingga merepotkan keluarganya. Meskipun keadaan Dinda sperti
itu, keluarganya sangat menyayanginya. Ia juga menjalani terapi untuk
perkembangan otaknya dan sopan-santun misalnya bersalaman.
Ia juga pernah
operasi kepala, kata bibiku dalam otaknya terdapat cairan (hidrosepalus). Trenyuh
juga melihat kondisinya. Masih beruntung ia berasal dari keluarga yang mampu.
Yang dikhawatirkan
adalah mengenai masa depan didnda sendiri, ia bisa jadi menjadi anak autis dan
gangguan motorik.
Toksoplasma
sendiri merupakan penyakit yang
diakibatkan oleh parasit Toksoplasma Gondii yang dapat ditularkan oleh kucing.
Ternyata tak hanya kucing yang dapat menjadi dalang penyebaran penyakit
Toksoplasma. Toksoplasma dapat menyerang semua jenis satwa, termasuk burung,
ikan, kelinci, anjing, babi, kambing dan mamalia lain, bahkan manusia. Parasit
ini juga bisa terdapat pada daging setengah matang, telur setengah matang,
buah-buahan atau sayuran yang tercemar tinja hewan peliharaan yang mengandung
Oosit Toksoplasma, salah satu bentuk Toksoplasma yang dapat menimbulkan
infeksi.
Berdasarkan
beberapa hasil penelitian, sekitar 40% wanita hamil pengidap Toksoplasma pada
awal kehamilan, janin yang dilahirkan akan terinfeksi, dan 15% mengalami
abortus atau kelahiran dini. Sebanyak 17% janin terinfeksi pada trimester
pertama, 24% pada trimester kedua, dan 62% pada trimester ketiga.
Hasil
penelitian lain juga mengatakan bahwa 90% bayi yang terinfeksi dapat lahir
dengan normal, walaupun 80 – 90% bayi tersebut dapat menderita gangguan
penglihatan sampai buta setelah beberapa bulan atau beberapa tahun setelah
lahir, dan 10% dapat mengalami gangguan pendengaran.
Toksoplasma
pada bayi dapat menyebabkan kelainan pada saraf, mata, serta kelainan sistemik
seperti pucat, kuning, demam, pembesaran hati dan limpa atau pendarahan.
Gangguan fungsi saraf dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan Psikomotor
dalam bentuk retardasi mental [gangguan kecerdasan maupun keterlambatan
perkembangan bicara], serta kejang dan kekakuan yang akhirnya menimbulkan
keterlambatan perkembangan Motorik.
Infeksi
pada bayi juga berpotensi menyebabkan cacat bawaan, terutama bila terjadi pada
usia kehamilan awal sampai tiga bulan. Toksoplasma juga dapat menyebabkan
Encephalus (tidak memiliki tulang tengkorak), Hydrocephalus (pembesaran kepala
karena cairan di dalam otak), dan bahkan kematian.
Toksoplasma
bisa diobati. Dengan pemeriksaan dan pengobatan secara dini, penularan pada
bayi akan bisa ditekan seminimal mungkin. Selain itu, pengobatan dini yang
tepat saat awal kehamilan akan menurunkan secara signifikan kemungkinan janin
terinfeksi. Temui dokter anda untuk mendapatkan Spiramycin atau Pyrimethamine
plus Sulfadiazine.
Gejala
gejala yang dialami oleh seseorang yang mengidap Toksoplasma adalah 80 – 90%
orang normal tidak menunjukkan gejala. Hanya 10 – 20% menunjukkan gejala. Pada
orang dewasa Toksoplasma biasanya menimbulkan gejala berupa rasa lelah, flu,
nyeri kepala, sakit tenggorokan, demam, pembesaran kelenjar getah bening, hati,
limfa, dan gangguan pada kulit. Gejalanya biasanya ringan dan sembuh sendiri
dalam beberapa bulan. Kebanyakan orang akan menganggap bahwa dia terkena flu
ringan dan tidak perlu pergi ke dokter. Dokter pun sangat jarang yang berpikir
kearah infeksi Toksoplasma.
Salah satu cara untuk mengetahui, apakah seseorang
mengidap Toksoplasma adalah
dengan melakukan tes laboratorium yang disebut TORCH. Yaitu pemeriksaan melalui
4 jenis tes, parasit Toxoplasma, virus Rubella, Cytomegalovirus (CMV), dan
virus Herpes. Masing-masing ada tes IgM dan IgG nya.
Dan cara
untuk membaca hasilnya adalah sebagai berikut :
·
Periksalah
serum untuk mencari ada tidaknya IgG spesifik untuk parasit/virus TORCH. Bila
hasilnya Negatif, berarti Anda tidak pernah terinfeksi TORCH. Bila Positif,
berarti pernah terinfeksi. Note: [periksa Anti-Toxoplasma IgG, Anti-Rubella
IgG, Anti-CMV IgG, Anti-HSV2 IgG]. Tes IgG itu untuk meriksa apakah pada masa
lalu si pasien pernah kena infeksi.
·
Bila IgG
Positif, maka untuk menentukan kapan infeksi tersebut, Anda harus melakukan
pemeriksaan serum untuk mencari ada tidaknya IgM parasit/virus TORCH. Tes IgM
ini fungsinya untuk memeriksa apakah saat ini si pasien terinfeksi TORCH.
·
Bila IgG
Positif dan IgM Negatif : Anda telah terinfeksi lebih dari setahun yang lalu.
Saat ini anda mungkin telah mengembangkan kekebalan terhadap parasit itu. Anda
tidak perlu khawatir untuk hamil.
·
Bila IgG
Positif dan IgM juga Positif: Anda tengah mengalami infeksi dalam 2 tahun
terakhir, [mungkin pula ada false pada hasil IgM]. Anda harus catat berapa
angka IgM tersebut.
·
Selanjutnya
Anda harus melakukan lagi pemeriksaan IgM [kalau perlu sekalian IgG] setelah 2
minggu dari pemeriksaan pertama.
·
Bila IgM
tetap Positif atau malah naik angkanya, berarti anda sedang terinfeksi TORCH.
Sebaiknya anda sembuhkan dulu infeksi ini baru kemudian mulai hamil.
Yang
harus Anda lakukan untuk pencegahannya adalah :
·
Lakukan
pemeriksaan terhadap binatang peliharaan Anda di rumah, seperti kucing, burung,
ikan, kelinci dan anjing untuk mengetahui apakah mereka memiliki infeksi aktif
atau tidak. Jika binatang peliharaan anda ternyata memiliki infeksi aktif,
titipkan mereka ke tempat pemeliharaan atau pada teman sekurang kurangnya
selama 6 minggu [yaitu dimana masa infeksi dapat ditularkan]. Jika mereka bebas
dari infeksi, biarkan mereka seperti biasanya dengan tidak membiarkan mereka
memakan makan daging mentah, pergi keluar rumah, memburu tikus atau burung,
atau bermain dengan bintang lain.
·
Mintalah
seseorang untuk membersihkan kandang dan kotorannya. Bila anda harus
melakukannya sendiri, gunakan sarung tangan dan cuci tangan anda setelah
selesai. Kandang harus dibersihkan setiap hari karena Oosit yang memindahkan
penyakit akan sangat menular dengan berjalannya waktu.
·
Gunakan
sarung tangan jika anda berkebun. Jangan berkebun di tanah yang terkena kotoran
kucing, juga jangan biarkan anak bermain di pasir yang terkena kotoran kucing.
·
Cuci
buah dan sayur terutama yang ditanam sendiri dengan sabun pencuci piring, bilas
sampai benar-benar bersih.
·
Jangan
makan daging mentah atau daging yg kurang matang atau susu yang tidak di
pasteurisasi. Bila anda ke restoran pesanlah daging yang matang penuh.
·
Termometer
daging yang anda masak aau rebus. Minimal harus menunjukan 70ยบ C. [Kista ini di
lingkungan dapat hidup sampai beberapa bulan, dan dia tahan terhadap
desinfektan, freezing, and drying. Tetapi dia akan mati pada suhu 70 derajat C
dalam 10 menit].
·
Jika
Anda sedang hamil lakukan pemeriksaan rutin untuk menghindari dan mengatisipasi
jika terkena.