Minggu, 21 April 2013

Ibu Sehat, Antara Harapan dan Realita [Contoh essay]

1


Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah kali ini saya akan share contoh essay. Essay ini pernah saya lombakan dalam event Hari Kesehatan Nasional yang diselenggarakan oleh BEM Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, dan Alhamdulillah mendapat juara 1 :). Selamat membaca (•)


Ibu Sehat, Antara Harapan dan Realita
Oleh Siswaningrum
A.      Pendahuluan
Kesehatan menurut WHO: Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or infirmity”. Kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan sosial dengan adanya kesejahteraan dan bukan hanya dari penyakit atau kelemahan (www.firmanthok.web.id).
Kesehatan menurut Undang-undang: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
  Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa, kesehatan tidak hanya meliputi kesehatan badan atau jasmani saja. Kesehatan juga meliputi kesejahteraan sosial dan kesehatan mental. Akan tetapi di Negara yang dikenal dengan gemah ripah loh jinawi ini kondisi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini masih jauh dari harapan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kekurangan gizi di beberapa wilayah di Indonesia. Hingga Oktober tahun 2012, di Kaltim tercatat 305 kasus gizi buruk pada balita. Dari total jumlah tersebut, 8 diantaranya meninggal dunia, 287 anak membaik/sembuh, dan 10 anak masih dirawat (www.tribunnews.com). Ironis memang. Dalam kasus lain terdapat seorang balita dari keluarga dari keadaan ekonomi yang memadahi menderita kekurangan gizi atau sakit-sakitan.
Kondisi seperti ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor ekonomi, pendapatan, dan pengetahuan ibu tentang gizi. Maka, dalam hal ini dibutuhkan ibu yang cerdas untuk memenuhi gizi keluarga atau mengolah makanan yang sehat.
Era globalisasi yang membuat seseorang mengakses tanpa batas, juga membuat ibu rumah tangga bisa mempunyai pekerjaan utama dan sambilan. Oleh karena itu selain mengurus karir, ibu harus pandai membagi waktu untuk keluarga, terutama gizi sang buah hati. Di sisi ekonomi, pendapatan rumah tangga akan bertambah. Hal ini seharusnya dapat memenuhi kebutuhan belanja rumah tangga yang memenuhi kebutuhan gizi.
Akan tetapi dalam sebuah kasus di mana sebuah keluarga yang mampu secara ekonomi untuk memenuhi kecukupan gizi tetapi anak balitanya mengalami kekurangan gizi. Hal ini timbul dari pola hidup tidak sehat. Tuntutan gengsi yang membuat keluarga mengkonsumsi makanan cepat saji dan enggan untuk masak masakan local yang begizi.  Ibu yang mengerti akan pengetahuan gizi akan berupaya memberikan pemenuhan gizi untuk buah hatinya.
Ibu yang cerdas memang diperlukan. Cerdas dalam hal ini bukan berarti cerdas dalam intelektualnya, akan tetapi cerdas dalam menjalani kewajibannya sebagai ibu. Hal ini meliputi cara ibu memanage waktunya untuk berkarir dan berkeluarga. Ibu juga harus kreatif dalam mengolah masakan local menjadi variatif dan pastinya memenuhi asupan gizi.
Terdapat istilah bahwa “membangun ibu adalah membangun bangsa, membangun bapak adalah membangun dirinya sendiri”. Oleh karena itu kesehatan dan keselamatan ibu sangat penting. Karena ibulah yang melahirkan generasi penerus bangsa dan membimbing anaknya untuk menjadi anak yang sehat dan cerdas. Akan tetapi angka mortalitas ibu dan bayi di Indonesia bisa dibilang cukup tinggi. Angka kematian ibu yang melahirkan kemungkinan kelangsungan hidup bayi hanya sekitar 30%  karena kurangya asupan ASI yang harusnya terpenuhi.
Penyebab kematian ibu dan bayi tersebut disebabkan oleh kurangnya fasilitas kesehatan dan kesadaran akan perawatan kesehatan ibu hamil dan bayi yang dikandungnya. Selain itu, rendahnya pengetahuan ibu tentang petingnya ASI esklusif yang harus diberikan bayi sampai umur 6 bulan. Akibat rendahnya pengetahuan ibu tentang ASI, si bayi umur 3 hari pun diberi makan pisang ataupun bubur. Padahal ASI saja sudah cukup hingga usia 6 bulan, ASI sangat penting untuk perkembangan otak dan pertumbuhan bayi sebagai generasi penerus bangsa.
Istilah “Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat” atau “Mensana in corpore sano” tidak selamanya dapat dibenarkan. Contohnya saja seorang preman, dia memiliki fisik yang kuat untuk berkelahi. Akan tetapi jiwanya adalah jiwa seorang preman yang melakukan tindak kejahatan. Padahal menurut WHO maupun Undang-undang, sehat itu juga meliputi kesehatan mental. Kesehatan religius adalah tonggak dari semua kesehatan fisik.
B.       ISI
Menurut WHO, kesehatan meliputi kesehatan jasmani, kesehatan mental, kesehatan sosial ekonomi dan kesehatan spiritual.
1.    Kesehatan jasmani
Kesehatan jasmani merupakan kesehatan yang berupa berfungsinya organ tubuh dengan baik. Seperti kulit bersih, mata bersinar, pola makan baik, tidur nyenyak, aktif dan gesit. Untuk menghasilkan kesehatan tersebut, diperlukan asupan gizi seimbang yang meliputi empat sehat lima sempurna.
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan, aktifitas fisik, kebersihan, dan berat badan (www.danonenutrindo.org).
            Gizi seimbang menunjukkan makanan yang harus dikonsumsi orang per hari. Air merupakan bagian terbesar bagi kehidupan untuk hidup sehat dan aktif. Golongan makanan sumber karbohidrat untuk menjadi sumber energi, terdapat pada nasi, gandum, ubi, jagung, dan umbi-umbian lainnya. sayur dan buah dibutuhkan sebagai sumber vitamin yang berfungsi sebagai zat pengatur. Konsumsi protein untuk mengganti sel-sel yang rusak, makanan yang mengandung protein misalnya kacang-kacangan, ikan dan daging. Konsumsi minyak, gula, dan garam dianjurkan seperlunya saja.
Selain gizi seimbang, dibutuhkan pola hidup aktif dengan berolahraga, menjaga kebersihan dan memantau berat badan.
Olahraga tidak hanya membuat tubuh sehat, tetapi bisa membuat orang terlihat lebih bahagia. National Institute for Health and Clinical Excellence di Inggris menuturkan olahraga bisa meningkatkan fungsi otak serotonin pada manusia, dan serotonin ini adalah bahan kimia di otak yang membantu menggerakkan pesan di sepanjang sistem saraf.
Neurotransmitter ini melakukan banyak fungsi termasuk pengatur suasana hati, nafsu makan dan juga siklus tidur atau bangun. Sekitar 75 persen dari senyawa kimia ini terletak di sel-sel usus dan sisanya di dalam neuron otak.
Jika kadar serotonin ini meningkat, maka suasana hati akan menjadi lebih baik dan risiko mengalami depresi serta stres jadi lebih kecil.
2.       Kesehatan mental
Kesehatan mental biasanya terhubung dengan kesehatan jasmani. Orang yang selalu berpikir positif akan tampak sehat karena selalu tersenyum. Berpikir positif mampu membuat seseorang memiliki kepercayaan diri dan jarang mengeluh. Tersenyum membantu menurunkan kadar stress dan meningkatkan kesehatan jantung. Senyum yang mengembang mampu mencairkan kebekuaan dan mengurangi kecemasan.
Karakteristik mental yang sehat meliputi selalu merasa puas atau bersyukur, terhindar dari gangguan jiwa, memanfatkan potensi semaksimal mungkin, tercapai kebahagian diri sendiri dan orang lain.
Stress menjadi penyebab beberapa penyakit fisik. Contohnya, seseorang yang depresi kemudian mengkonsumsi minuman beralkohol. Padahal, minuman beralkohol akan mempengaruhi kesehatan fisik.
Jika seseorang terus-menerus naik darah dan didera stres hebat, dia dapat jatuh sakit karena keracunan nodlenalin, cepat tua, dan meninggal dini.
3.    Kesehatan Sosial dan Ekonomi
Status sosial seseorang dilihat dari keadaan ekonominya. Batasan kesejahteraan sosial dalam suatu Negara sulit diukur dan hanya tergantung pada kultur, budaya, dan tingkat kemakmuran setempat.
Kesehatan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan damai, aman, dan sejahtera, serta kebutuhan papan, sandang, pangan tercukupi.
Ciri-ciri orang yang sehat secara sosial antara lain Memiliki perasaan empati dan rasa kasih sayang terhadap orang lain, senang untuk memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan pertolongan, toleransi, dan mampu berhubungan dengan orang lain secara sehat.
Karakteristik orang yang sosialnya tidak sehat antara lain perasaan tidak nyaman, perasaan tidak aman, kurang memiliki rasa percaya diri, kurang memahami diri, kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial.
4.        Kesehatan spiritual
Kesehatan spiritual memiliki hubungan dengan kesehatan fisik, sosial, psikologis dan budaya. Jika orang sehat secara spiritual, maka dalam sisi lain akan sehat.
Spiritual merupakan keyakinan dalam hubungannya dengan Maha Pencipta. Orang yang berdoa hanya kepada Tuhan, berharap kepada Tuhan dan hanya bergantung kepada Tuhan akan sehat secara jasmani dan rohani. Karena mereka berbuat sesuai dengan tujuan penciptaan manusia, yaitu hanya menyembah Tuhan.
Dalam sebuah kasus di Amerika, orang kaya membeli tanah di planet lain yang memiliki struktur tanah dan atmosfer yang mirip dengan bumi. mereka khawatir kalau bumi ini, khusunya Amerika akan penuh. Jadi, mereka memang sehat secara jasmani, dan sehat secara ekonomi dibuktikan bahwa mereka mampu membeli tanah di planet lain. Akan tetapi orang tersebut seakan telah kehilangan keimanan, kepercayaan kepada Tuhan. Mereka mungkin berpikir bahwa orang akan hidup selamanya sehingga bumi menjadi penuh, padahal setiap hari pasti ada kematian, jadi tidak mungkin bumi ini menjadi penuh. Dapat disimpulkan bahwa orang yang sehat secara jasmani, mental, sosial belum tentu sehat secara spiritual.
Dalam kisah lain, orang yang diprediksikan hanya hidup sekitar beberapa bulan bahkan beberapa hari, karena ia memilki mental yang baik berdasarkan pengalaman agamanya sebagai salah satu sumber dimensi spiritual, ia tetap bahagia menjalani hari-harinya dengan bernyanyi dan ceria, membuat puisi-puisi yang indah. Ternyata orang tersebut mampu bertahan hingga bartahun-tahun. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Pressman, dkk (1990) menunjukkan bahwa wanita lanjut usia yang menderita farktur tulang pinggul yang kuat religi dan pengalaman agamanya, ternyata lebih kuat mental dan kurang mengeluh, depresi, dan lebih cepat berjalan daripada yang tidak mempunyai komitmen agama.Dari hal-hal tersebut diatas dapat dikatakan dimensi spiritual menjadi hal penting sebagai terapi kesehatan.
Oleh karena itu kesehatan spiritual menjadi dasar dalam kehidupan agar tercipta sehatnya jasmani dan rohani.

Lalu, apa peran ibu dalam kesehatan anak?
1.              Manajemen waktu
Ibu diharapkan dapat mengelola waktunya untuk karier dan keluarga terutama putra-putrinya dan dirinya sendiri. Sesibuk apapun seorang ibu, keluarga harus menjadi prioritas utama.
Ibu harus dapat memberikan fasilitas kesehatan sosial berupa kasih sayang untuk putra-putrinya dan komunikasi yang baik.
Selain itu, ibu juga harus memberikan fasilitas kesehatan berupa kesehatan mental dan spiritual. Ibu membimbing putra-putrinya dalam kehidupan beragama agar putra-putrinya berakhlak baik dan mempunyai kepercayaan diri sehingga mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Kekuatan kesehatan  regius akan menimbulkan kesehatan jasmani. Oleh karena itu, agama menjadi dasar dari segalanya.
2.      Manajemen keuangan
Ibu cerdas akan mengelola keuangannya untuk keperluan rumah tangga secara efektif dan efisien, termasuk pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak yaitu berbelanja bahan makanan penuh gizi yang mencakup empat sehat lima sempurna. Keluarga yang memiliki pendapatan tinggi seharusnya mendapatkan asupan gizi yang cukup. Akan tetapi itu juga bergantung kepada pandai tidaknya ibu dalam menyajikan menu-menu yang memenuhi asupan gizi.
            Sehat itu tidak mahal. Beberapa orang berpendapat bahwa untuk memenuhi kecukupan gizi diperlukan harus memasak bahan makanan yang mahal. Keluarga dapat memanfatkan sayuran di pekarangan rumah untuk membuat menu yang bervariasi. Contohnya, dalam musim penghujan biasanya sayuran seperti bayam, pepaya, cabai, tomat, terong, daun ketela pohon akan tumbuh subur di pekarangan. Ini memberikan peluang kepada ibu untuk berkreasi dalam mengolah sayuran menjadi bervariasi sehingga keluarga, terutama anak tidak bosan dan pasti akan menghemat anggaran belanja.
       Keluarga dengan pendapatan rendah yang tidak mampu membeli lauk pauk seperti daging dan ikan dapat menggantinya dengan tempe, tahu, ataupun makanan lain yang mempunyai kendungan protein. Mayoritas anak-anak tidak suka dengan sayuran, ibu bisa menyiasati dengan mencampurkan sayuran ke dalam telur dadar, mencampurkan ke dalam jus buah, dan membuat tampilan semenarik mungkin.

3.      Kreatif
Ibu yang kreatif akan berusaha menciptakan menu-menu baru yang tetap memenuhi asupan gizi yang tidak membosankan. Ibu berusaha untuk tidak mengkonsumsi atau menyajikan makanan siap saji (instan).
Makanan siap saji tidak baik untuk kesehatan karena mengandung zat-zat yang berbahaya bagi organ tubuh. Hal ini bisa berakibat kanker, obesitas bahkan kerusakan saraf. Obesitas diyakini akan menimbulkan masalah yang berkelanjutan pada usia remaja dan dewasa yaitu hipertensi, stroke, diabetes, dan berbagai penyakit kronis lain.
Oleh karena itu, ibu harus kreatif untuk menyajikan menu-menu yang variatif sehingga anak tidak bosan. Contohnya mengolah daun singkong menjadi aneka olahan,
Ibu juga harus memperhatikan dan menyadari kebiasaan makan pola makan putra-putrinya ketika usia anak-anak akan berkelanjutan sampai seumur hidup.
4.      Berpikir positif
Jika seseorang menghadapi sesuatu dengan senyum dan secara positif, yang akan mengalir adalah hormone yang menguntungkan dan mengaktivasi sel-sel otak, serta membuat tubuh menjadi sehat. Hormon-hormon semacam ini akan membuat awet muda, memerangi sel-sel kanker, dan memperbaiki suasana hati. Jika ibu senantiasa berpikir positif, suasana hati akan baik sehingga hubungan dengan keluarga akan baik pula.



C.    PENUTUP
Kesehatan menurut WHO terdapat empat komponen penting yaitu kesehatan jasmani, kesehatan mental, sosial ekonomi dan kesehatan spiritual.
Kesehatan spiritual sangat erat hubungannya dengan kesehatan lainnya. Kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Apabila kesehatan spiritual baik maka kesehatan lain yang meliputi kesehatan jasmani, mental, sosial akan baik pula. Agama menjadi unsur kesehatan dasar yang paling penting dalam kesehatan mental spiritual yang akan berakibat pada kesehatan fisik.
Untuk mewujudkan Indonesia sehat, dibutuhkan ibu yang cerdas untuk mengelola waktu, mengelola keuangan keluarga, kreatif dan selalu berpikir positif.
Ibu yang cerdas dan kreatif serta memiliki pengetahuan tentang gizi akan mencetak anak yang sehat secara jasmani maupun rohani.dari hal kecil inilah akan terbentuk generasi-generasi bangsa yang sehat dan berjiwa kuat. Oleh karena itu, peran ibu sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Diperlukan juga kesadaran ibu tentang pentingnya ASI untuk bayi dan keselamatan persalinan sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
Oleh karena, sebagai remaja putri atau calon ibu untuk bisa mengatur barisan sedini mungkin untuk menjadi wanita yang diharapkan sehingga akan mencetak anak-anak yang sehat yang akan menjadi generasi penerus Indonesia yang sehat dalam segala hal

D.    DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Faisal. 2005. 30 Gangguan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah. Jakarta : Pustaka Populer Obor
Firmanthok, 2012, Arti Kesehatan Menurut WHO, (http://www.firmanthok.web.id/2012/07/arti-kesehatan-menurut-who.html, diakses tanggal 20 November 2012)
Tribunnews, 2012, Balita di Kaltim Meninggal Karena Gizi Buruk. (http://www.tribunnews.com/2012/11/14/8-balita-di-kaltim-meninggal-karena-gizi-buruk, diakses tanggal 20 November 2012)

Kompasiana, 2012, Bukti Medis Berpikir Positif, (http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/05/07/bukti-medis-manfaat-berfikir-positif/, diakses tanggal 21 November 2012)

Waspada, 2012, Peran Perempuan di Bidang Kesehatan. (http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=16898, diakses tanggal 21 November 2012)

Susi Purwati, 2012. Konsep Kesehatan Spiritual. (http://susipurwati.blogspot.com/2010/01/konsep-kesehatan-spiritual.html, diakses tanggal 21 November 2012)

DetikHealth, 2012, Ini yang Membuat Orang Happy dan Tak Mudah Stres Setelah        Olahraga. (http://health.detik.com/read/2012/06/21/083221/1946764/766/ini-yang-bikin-orang-happy-dan-tak-mudah-stres-setelah-olahraga?l771108bcj, diakses tanggal 1 Desember 2012)

1 komentar: